Objektivisme vs Stoisisme

Objektivisme vs Stoisisme: Filsafat mana yang membawa menuju kebebasan sejati? BERANDA 🇺🇸🇬🇧
🇫🇷🇪🇸🇧🇷
PILIHAN
BAHASA

🇯🇵🇨🇳🇮🇩
🇮🇳🇸🇦
📜
JELAJAHI

Objektivisme
vs
Stoisime



🪞

Kemiripan yang dangkal

Sekilas, Objektivisme dan Stoisime tampak memiliki beberapa kesamaan: ajakan untuk pengendalian diri rasional, penolakan terhadap emosionalisme buta, dan ajakan untuk menghadapi hidup dengan keberanian.

Banyak orang mengaitkan keduanya dengan kekuatan batin. Namun, kemiripan ini bersifat dangkal.

Stoisime adalah filsafat penarikan diri;
Objektivisme adalah filsafat keterlibatan.
Yang satu memuliakan manusia yang bertahan menghadapi dunia;
yang lain memuliakan manusia yang mengubahnya.


🧘

Stoisime – Filsafat Ketahanan

Stoisime, yang lahir di Yunani dan Roma kuno dengan Zeno, Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius, mengajarkan bahwa hidup penuh dengan penderitaan dan peristiwa yang tak terkendali.

Ideal Stois adalah mencapai kedamaian batin melalui:
Penerimaan takdir (Amor Fati).
Pelepasan dari keinginan pribadi dan ambisi duniawi.
Menganggap kesenangan dan rasa sakit sebagai hal yang sama-sama tidak relevan.

Dalam praktiknya, pria Stois melatih dirinya untuk tidak terpengaruh oleh peristiwa eksternal.
Saat keberuntungan datang, dia tetap tenang; saat tragedi menimpa, dia tetap tenang.
Kebebasan, dalam Stoisime, berasal dari pelepasan emosional, bukan dari penguasaan dunia.

Filsafat ini mungkin membawa kenyamanan sementara di saat-saat sulit, tetapi secara implisit memperlakukan kehidupan di bumi sebagai ujian untuk ditahan, bukan sebagai kanvas untuk dibentuk.


🔥

Objektivisme – Filsafat Kehidupan di Bumi

Objektivisme, yang diciptakan oleh Ayn Rand pada abad ke-20, membalikkan premis Stoisime.

Ia mengajarkan bahwa:
Hidup adalah nilai tertinggi.
Akal adalah satu-satunya sarana pengetahuan.
Kepentingan diri rasional adalah tujuan moral kehidupan.

Seorang objektivis tidak berusaha melarikan diri dari keinginan, melainkan mengarahkannya secara rasional.
Kebahagiaan bukanlah ketiadaan rasa sakit; ia adalah hadiah dari pencapaian produktif dan kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai seseorang.

Jika Stois menarik diri dari dunia, Objektivis merangkulnya. Ia ingin membangun, mencipta, dan mewujudkan visinya.

Kedamaian batin tidak ditemukan dengan memadamkan keinginan, melainkan dengan memenuhinya melalui akal, usaha, dan kebanggaan.


🧭

Dua Cara Menghadapi Realitas

Stoisime: Menerima, melepaskan, bertahan.

Objektivisme: Memahami, bertindak, mencipta.


Ideal Stois adalah orang yang tidak menderita karena ia tidak mengharapkan apa-apa.

Ideal Objektivis adalah orang yang meraih segalanya karena ia berani hidup untuk dirinya sendiri.


🔥

Mengapa Objektivisme Mengungguli Stoisime

Stoisime dapat mengajarkan disiplin dan ketenangan dalam tekanan, tetapi ia berhenti pada bertahan hidup.
Ia tidak pernah menjelaskan bagaimana hidup dengan sukacita dan produktif di bumi. Model akhirnya adalah manusia yang bebas hanya di dalam pikirannya.

Objektivisme, sebaliknya, adalah filsafat lengkap untuk hidup di bumi. Ia memberikan individu hak moral untuk mengejar kebahagiaan, menciptakan kekayaan, mencintai dengan penuh gairah, dan menolak segala bentuk pengorbanan diri.

Jika Stois tunduk pada takdir, Objektivis menantang dunia dan meninggalkan jejaknya di dalamnya.


💬

Dalam Satu Kalimat

Stoisime menyuruhmu bertahan hidup; Objektivisme mengajarkanmu untuk menjalani hidup.


🔗

Ingin Mendalami Lebih Jauh?

👉Jelajahi Dasar Dasar Filsafat Objektivisme untuk memahami kerangka moral, metafisik, dan epistemologis di balik kebebasan.


Retour en haut