Objektivisme dan Agama – Nalar vs Iman BERANDA 🇺🇸🇬🇧
🇫🇷🇪🇸🇧🇷
PILIHAN
BAHASA

🇯🇵🇨🇳🇮🇩
🇮🇳🇸🇦
📜
JELAJAHI

Objektivisme
dan
Agama


🕊️
Nalar menggantikan wahyu


🔥

Mengapa Objektivisme itu unik

Objektivisme bukan sekadar filsafat tanpa agama — ini adalah filsafat yang tidak kompatibel dengan segala bentuk mistisisme.

Di mana agama mengandalkan iman, Objektivisme menegaskan nalar sebagai satu-satunya jalan menuju pengetahuan.

Di mana agama menuntut ketaatan pada kekuatan tertinggi, Objektivisme menegaskan individu sebagai makhluk yang berdaulat, dipandu bukan oleh perintah, tetapi oleh pemahaman rasional.


Kode moral dari nalar

Agama sering mengajarkan pengorbanan diri sebagai cita-cita moral. Objektivisme menolak etika itu. Hidupmu bukanlah alat untuk kepentingan orang lain — hidupmu adalah tujuan itu sendiri.

Moralitas tidak didasarkan pada rasa bersalah atau dosa, tetapi pada hidup dengan baik, dengan kejernihan, integritas, dan kebanggaan.

Kamu tidak membutuhkan keselamatan — kamu membutuhkan rasa hormat terhadap dirimu sendiri.


🚫

Alternatif yang salah

Objektivisme menolak gagasan bahwa seseorang harus memilih antara iman dan nihilisme, antara dogma atau keputusasaan. Itu adalah dikotomi palsu.

Pikiran yang rasional tidak membutuhkan kitab suci atau takhayul. Ia membutuhkan realitas — dan keberanian untuk melihatnya dengan jelas.


🗽

Kebebasan, bukan ketakutan

Kebebasan politik tidak bisa bertahan tanpa kebebasan intelektual. Objektivisme membela masyarakat sekuler di mana tidak ada keyakinan yang dipaksakan, dan di mana negara bukanlah pelayan hukum agama. Ini adalah visi peradaban yang dibangun atas kebenaran, bukan tradisi.


📚

Ingin melangkah lebih jauh?

« Iman adalah penyerahan terhadap nalar »
Ayn RandAtlas Shrugged

Temukan bagaimana Objektivisme membangun sistem moral dan filosofis lengkapnya — dari realitas hingga etika

👉[Jelajahi Fondasi Filosofis Objektivisme]


Retour en haut